Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sedikit melemah pada Kamis (30/10/2025) setelah sempat mencatatkan kenaikan moderat sehari sebelumnya. Saat laporan ini ditulis pukul 13.30 WIB, WTI diperdagangkan di kisaran US$ 60,10 per barel. Pergerakan harga yang relatif terbatas mencerminkan sikap hati-hati para pelaku pasar menjelang hasil pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping berlangsung di sela-sela KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Korea Selatan. Dalam forum tersebut, Trump dikabarkan akan mendesak Tiongkok untuk mengurangi pembelian minyak dari Rusia, menyusul sanksi yang dijatuhkan AS terhadap dua produsen besar asal Moskow. Selain isu energi, kedua pemimpin juga diperkirakan membahas sejumlah topik penting lainnya, mulai dari tarif fentanyl, perdagangan tanah jarang dan kedelai, hingga kesepakatan terkait TikTok.
Sanksi Washington terhadap perusahaan minyak Rusia Rosneft kembali memicu perdebatan di Jerman terkait kemungkinan nasionalisasi operasi Rosneft di negara tersebut. Kilang utama yang dikelola perusahaan ini diketahui menjadi pemasok utama bahan bakar untuk Berlin. Departemen Keuangan AS pada Rabu lalu mengumumkan bahwa anak usaha Rosneft di Jerman mendapat pengecualian sanksi hingga April 2026. Namun, sembari menanti keputusan permanen, pemerintah Jerman juga dikabarkan mempertimbangkan penyitaan aset dan penjualan kepada investor asing, menurut sumber Reuters.
Di sisi lain, OPEC+, yang terdiri atas negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya seperti Rusia, tengah mempertimbangkan kenaikan produksi secara moderat pada Desember mendatang. Langkah ini menjadi bagian dari upaya peningkatan pasokan secara bertahap guna merebut kembali pangsa pasar global.
Delapan anggota OPEC+ diketahui telah menambah target produksi hingga 2,7 juta barel per hari (bph) dalam beberapa bulan terakhir. Meski demikian, volume tersebut masih di bawah setengah dari total pemangkasan 5,85 juta bph yang diberlakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
sumber : fxstreet
Bagikan Berita Ini