Perkembangan teknologi digital semakin memberikan manfaat dalam pengawasan sistem keuangan di Indonesia. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter pun telah memanfaatkan teknologi digital dalam mekanisme pengawasannya, terutama dalam transaksi keuangan.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Dicky Kartikoyono menjelaskan pihaknya sedang mengembangkan sistem pemantauan transaksi menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Dikutip dari CNBC, "AI sangat-sangat membantu, contohnya tadi saya mengungkit sebuah teknologi yang sekarang ini sedang kami coba kembangkan, yaitu Proactive Risk Management," ujar Dicky dikutip Jumat (1/3).
Menurutnya, BI tidak dapat mengawasi real-time transaction maupun real-time fraud secara manual atau menggunakan cara konvensional. Oleh karena itu, AI sangat diperlukan.
"Enggak mungkin kita ngawasin pakai manual atau konvensional berdasarkan reporting biasa, semua harus kita capture dengan konfigurasi teknologi, dan yang sangat-sangat powerful membantu adalah AI," ucap Dicky.
Dalam pengambilan keputusan, BI juga menggunakan teknologi ini. Dicky mencontohkan AI yang mengeluarkan sebagian analisis data yang diperoleh dari data center yang dikembangkan BI untuk seluruh transaksi ekonomi dan indikator perekonomian.
“Enggak mungkin bisa merumuskan kebijakan tanpa data, data ini harus kita dapat dari semua lini, termasuk dari sistem pembayaran nanti, dari front end, middle end, dan back end. Dan semua prosesnya dalam sebuah konfigurasi pusat data yang kemudian cara menariknya adalah dengan menggunakan AI," tegas Dicky.
BI bahkan juga sudah menggunakan AI untuk melihat prospek pergerakan nilai tukar rupiah. Meskipun, dalam melihat prospek itu juga diiringi dengan pemodelan ekonomi dan matriks-matriks data secara komprehensif.
Bagikan Berita Ini