Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI), terpantau menguat tipis per hari ini sebesar 0,08 % dan diperdagangkan di kisaran US$ 61,75 per barel pada Selasa (7/10/2025) pukul 14.21 WIB. Kenaikan ini terjadi setelah OPEC+ sepakat untuk menaikkan produksi minyak dalam jumlah yang lebih kecil dari perkiraan pasar. Sementara itu, para pelaku pasar kini menanti rilis laporan stok minyak mingguan dari American Petroleum Institute (API) yang dijadwalkan terbit malam ini.
Harga WTI mendapat dukungan setelah OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan produksi sebesar 137.000 barel per hari (bph) mulai November, jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan hingga 500.000 bph. Secara kumulatif, kelompok produsen minyak tersebut telah menaikkan target produksinya lebih dari 2,7 juta bph sepanjang tahun ini, atau sekitar 2,5% dari total permintaan minyak global.
Analis independen Tina Teng mengatakan, “Kenaikan harga minyak kali ini dipicu oleh keputusan OPEC+ yang hanya menambah produksi dalam jumlah kecil bulan depan, sebagai langkah untuk menstabilkan pasar setelah penurunan harga baru-baru ini.”
Selain itu, konflik yang masih berlangsung di Ukraina juga menambah ketegangan di pasar energi. Potensi sanksi tambahan terhadap ekspor energi Rusia dapat mengurangi pasokan minyak global, sehingga menopang harga. Pemerintah AS bahkan mengusulkan agar negara-negara G7 mengenakan tarif hingga 100% terhadap Tiongkok dan India karena masih membeli minyak dari Rusia, langkah yang dinilai sebagai upaya menekan Moskow agar mengakhiri perang.
Namun, di sisi lain, International Energy Agency (IEA) memperkirakan pasar minyak global akan menghadapi surplus rekor sebesar 3,33 juta bph pada tahun depan, atau sekitar 360.000 bph lebih tinggi dibanding proyeksi sebelumnya. Kenaikan produksi OPEC+ yang berkelanjutan diperkirakan akan membatasi ruang bagi harga minyak WTI untuk melanjutkan reli dalam jangka pendek.
sumber : fxstreet
Bagikan Berita Ini